THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 27 April 2009

Situs Candi Bumi Ayu ( Muara Enim)

Candi ini merupakan satu-satunya Kompleks Percandian di Sumatera Selatan, sampai sekarang tidak kurang 9 buah Candi yang telah ditemukan dan 4 diantaranya telah dipugar, yaitu Candi 1, Candi 2, Candi 3 dan Candi 8. Usaha pelestarian ini telah dimulai pada tahun 1990 sampai sekarang, dengan didukung oleh dana APBN. Walaupun demikian peran serta Pemerintah Kabupaten Muara Enim cukup besar, antara lain Pembangunan Jalan, Pembebasan Tanah dan Pembangunan Gedung Museum Lapangan. Percandian Bumiayu meliputi lahan seluas 75,56 Ha, dengan batas terluar berupa 7 (tujuh) buah sungai parit yang sebagian sudah mengalami pendangkalan. Tanah yang sudah dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim seluas 6,50 Ha, selebihnya 69,06 Ha masih dikuasai oleh masyarakat. Lahan ini terdiri dari pemukiman masyarakat, kebun karet, kebun jeruk, tanah desa dan rawa-rawa. Sesuai dengan Studi Rencana Induk Pelestarian Situs Bumiayu Sumatera Selatan tahun 1996/1997 yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Secara bertahap lahan tersebut akan dibebaskan, mengingat lahan tersebut merupakan Situs Purbakala. Candi Bumi Ayu pada saat ini masih dalam proses pengkajian dan pemugaran, sehingga belum banyak informasi yang dapat diketahui, sedangkan informasi tertulis dari Candi tersebut masih dalam proses dipahami oleh Tim Pengkajian Peninggalan Purbakala Propinsi Sumatera Selatan.

Curup Tenang

Kabupaten Muara Enim merupakan daerah terkaya di Sumatera Selatan karena hasil minyak dan gas bumi serta tambang batubara yang memberikan kontribusi bagi pendapatan negara. Kawasan ini terletak di tengah-tengah propinsi pada posisi 104 – 106 derajat bujur timur dan 4 – 6 derajat

Lokasi
Jalan untuk menuju kelokasi wisata air terjun cukup lancar dengan menggunakan kenderaan bis dengan waktu tempu dari kota Muara Enim 1 jam perjalanan ( 45 Km ) dan dari kota Palembang dengan waktu tempuh 3 jam ( 210 Km )

Gunung Dempo

Gunung Dempo (3159 mdpl) terletak di perbatasan propinsi Sumatera Selatan dan propinsi Bengkulu. Untuk mencapai desa terdekat, terlebih dahulu anda harus mencapai kota Pagar Alam, dengan jarak ± 290 km atau kurang lebih 6 jam perjalanan darat dari Palembang. Dari ibukota Sumsel ini tersedia banyak bus ke arah Pagar Alam, antara lain travel/Bus Telaga Biru, travel/Bus Melati, Travel Sinar Dempo dan travel/bus Dharma Karya. Atau apabila anda dari Jakarta, menggunakan bus Garuda Dempo, bus Sinar Dempo, Bus Patmos, atau menumpang bus jurusan Bengkulu atau Padang, dan turun di kabupaten Lahat.

Kota Pagar Alam, memang sesuai dengan namanya, kota ini jelas dikelilingi barisan pegunungan Bukit Barisan dan yang tertinggi dari barisan tersebut adalah Gunung Dempo. Gunung ini sangat indah menjulang tegak menggapai langit nan biru apabila dilihat pada pagi hari. Oleh karena itu sangat tepat bila bermalam dulu di kota ini, disini banyak tersedia losmen, villa atau motel. Budaya kota yang sudah berbaur dari berbagai suku baik pendatang maupun asli menciptakan kedamaian yang anda tidak peroleh di kota-kota besar. Dari terminal Pagar Alam, terlebih dulu mencarter mobil/taksi untuk jurusan Pabrik Teh PTPN III yang jaraknya mencapai 15 KM dari terminal. Di Pabrik ini ada baiknya anda berkenalan dengan seseorang yang biasa dipanggil pak Anton, beliau termasuk yang dituakan oleh para pencinta alam seantero Sumsel-Lampung. Dengan meminta bantuannya, mobil carteran akan membawa anda ke desa terdekat dari kaki gunung Dempo, yang dapat memakan waktu lebih dari 20 menit, karena jalannya cukup terjal, berkelok dengan melewati hamparan kebun teh nan hijau.

Ke tempat itulah warga Sumsel atau Bengkulu berakhir pekan. Namun. Minat warga Sumsel untuk menikmati udara sejuk di kaki Gunung Dempo itu cukup tinggi. Ini disebabkan terbatasnya tempat wisata di provinsi ini, khususnya di Palembang. Sebagai obyek wisata di pegunungan, perkebunan teh di kaki gunung itu merupakan satu-satunya pilihan."Padahal, kalau kawasan ini dikelola lebih baik dan banyak fasilitas pendukung, seperti vila serta tempat makan dan beristirahat, warga Sumatera Selatan tidak perlu lagi jauh- jauh ke Puncak di Bogor sana," kata Anwar (38), warga Tebing Tinggi, Kabupaten Lahat, Sumsel.

Keinginan pengunjung agar fasilitas wisata dibenahi dan ditambah, rupanya telah dipikirkan Pemkot Pagar Alam. Di kawasan perkebunan teh itu akan dibangun vila-vila baru, toko-toko suvenir, tempat ibadah, dan lainnya. Berbagai fasilitas wisata itu dibangun untuk mendukung rencana pembangunan tangga sepanjang 1.000 meter di kawasan perkebunan teh tersebut.

Kalau itu terwujud, tangga di Gunung Bromo, Jawa Timur, yang jumlah anak tangganya 249, pasti akan kalah banyak dan kalah menarik. Di perkebunan teh di kaki Gunung Dempo itu, menurut rencana, akan dibangun 2.001 anak tangga!

Anak tangga sebanyak itu akan dibangun mulai dari lokasi terendah di kawasan wisata perkebunan teh di sekitar Mes Pemda. Pembangunan anak tangga dari batu dan berbagai fasilitas penunjangnya tersebut diperkirakan menelan biaya Rp 11,1 miliar.

Menurut Mujahidin, Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Pariwisata Seni Budaya dan Komunikasi Kota Pagar Alam, panjang tangga yang akan dibangun sekitar 1.000 meter. Sebanyak 2.001 anak tangga terbuat dari batu, yang masing-masing tingginya 50 sentimeter, menandai tahun pembentukan Kota Pagar Alam sebagai daerah otonom.

Di sekitar tangga yang akan membelah kawasan perkebunan teh itu akan dilengkapi berbagai fasilitas penunjang obyek wisata. Itu semua dibangun untuk lebih memberi kenyamanan bagi pengunjung."Di sekitar tangga akan dibangun vila, tempat-tempat istirahat pejalan kaki, masjid, kios-kios cenderamata, lapangan tenis, gelanggang remaja, dan lainnya. Sementara di bagian tangga paling atas akan dibangun gedung menara pandang. Dari tempat itu pengunjung bisa menikmati alam pegunungan di sekitarnya," papar Mujahidin.

Tangga di kaki Gunung Dempo kelak dibagi dalam 11 subkawasan. Di antara fasilitas yang dibangun, yaitu di setiap subkawasan dibangun area tempat duduk untuk tempat istirahat bagi para pendaki tangga."Perkebunan teh yang dilengkapi dengan tangga dan berbagai fasilitasnya tersebut akan menjadi tempat wisata paling andal di Pagar Alam," ungkap Mujahidin.Ia memaparkan, sebagian dari biaya pembangunan akan dianggarkan dalam Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) Pagar Alam tahun 2004. Dana APBD itu dimaksudkan untuk memancing masuknya para investor untuk membangun berbagai fasilitas penunjang yang disediakan di sekitar tangga.

"Rencananya, biaya pembangunan 2.001 anak tangga yang menelan biaya Rp 2,1 miliar menggunakan dana dari APBD Pagar Alam. Dengan kepastian pembangunan tangga oleh pemkot, diharapkan investor dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk BUMN dan BUMD, mau turut membangun fasilitas penunjang. Tempat-tempat itu nanti mereka kelola sendiri," ucapnya.

Mujahidin menyebutkan, Pemkot Pagar Alam sebenarnya pernah memaparkan rencana pembangunan tangga itu ke sejumlah BUMN dan BUMD di Palembang. "Mungkin dengan adanya tangga yang dibangun pemerintah kota terlebih dahulu, investor akan mau menanamkan modalnya untuk membangun berbagai fasilitas di sekitar tangga," kata Mujahidin.

Dengan adanya tangga dan berbagai fasilitasnya nanti, diharapkan kawasan itu menjadi lebih dinikmati pengunjung dan menjadi daerah tujuan wisata andalan Sumsel.Ide itu pun ditanggapi. Gagasan jumlah anak tangga pun segera muncul, yakni 2.001 anak tangga. Jumlah itu dikaitkan dengan tahun pembentukan Kota Pagar Alam yang memisahkan diri dari induknya, Kabupaten Lahat. Rencana pembangunan kawasan wisata di perkebunan teh Gunung Dempo pun segera dirancang. Rencana detail kawasan wisata, termasuk gambar-gambar bentuk bangunan, disiapkan. Tahun 2004 rencana membangun tempat wisata itu telah mulai diwujudkan. "Mudah-mudahan, jika 2.001 anak tangga sudah mulai dibangun oleh Pemkot Pagar Alam, para investor mau berdatangan dan segera pula membangun berbagai fasilitas itu. Seandainya semua itu terwujud, Pagar Alam akan menjadi daerah tujuan wisata paling menarik di Sumsel," ujar Mujahidin

Pendakian Gunung Dempo

Dari terminal Pagar Alam, terlebih dulu mencarter mobil/taksi untuk jurusan Pabrik Teh PTPN III yang jaraknya mencapai 15 KM dari terminal. Di Pabrik ini ada baiknya anda berkenalan dengan seseorang yang biasa dipanggil pak Anton, beliau termasuk yang dituakan oleh para pencinta alam seantero Sumsel-Lampung. Dengan meminta bantuannya, mobil carteran akan membawa anda ke desa terdekat dari kaki gunung Dempo, yang dapat memakan waktu lebih dari 20 menit, karena jalannya cukup terjal, berkelok dengan melewati hamparan kebun teh nan hijau.

Pendakian yang baik, sekitar jam 10 pagi, selain anda dapat menikmati indahnya susunan bukit barisan, perjalanan akan sedikit santai, tidak dikejar waktu. Satu jam pertama, hanya kebun teh dan kebun perdu yang dijumpai sebelum memasuki pintu hutan. Jalur sangat terjal dan licin bila hujan. Hutan yang dilewati sangat lebat dan padat sampai puncak Dempo. Tiga jam dari mulut hutan, puncak pertama dapat dicapai. Dempo memiliki dua puncak, yang satunya lagi dinamakan puncak Api.

Anda bisa mendirikan kemah diantara dua puncak itu, karena disana tersedia mata air dan cukup terlindung bila ada badai. Lagi pula sayang bila anda tidak menikmati sunrise dari sana.

Dusun VI, biasa disebut, dari sini anda harus melaporkan diri/bersilahturahmi dengan kepala keamanan desa, Wamin namanya. Di desa ini pula ada baiknya terlebih dahulu beristirahat sambil mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Hanya sayang, jangan berharap kebutuhan logistik anda dapat dipenuhi disini, warung yang ada sangat kecil, itupun cuma satu. Maklum rata-rata yang tinggal di sini adalah buruh pemetik teh, yang rata-rata berasal dari pulau Jawa. Kalau boleh anda tahu, ketinggian altitude disini mencapai 1200 mdpl. Jadi anda tinggal mendaki 1900 meter lagi untuk mencapai puncak Dempo.

Jalur menuju ke puncak gunung Dempo sudah sangat jelas dan bahkan di hari-hari biasa pun banyak orang desa yang sengaja naik ke puncak baik itu untuk mencari kayu ataupun sekedar berhiking ria. gunung ini memang cukup tinggi tetapi air jernih yang ada terdapat sampai setengah perjalanan ke gunung ini sehingga para pendaki tidak perlu khawatir kehabisan air minum selama perjalanan. Sebuah kali kecil yang jernih, mengalir di perbatasan hutan pertanda kita mulai memasuki daerah hutan yang ditumbuhi dengan tumbuhan yang mirip seperti yang kita dapati di gunung Gede-Pangrango, yaitu hutan montana. Jalan setapak penuh dengan akar-akar yang melintang, kemiringan lereng sendiri cukup curam untuk memeras keringat. Tidak ada tanda-tanda khusus, keadaan hutan ini hampir homogen dan sangat hening.

Empat atau lima jam kemudian, kita akan memasuki daerah dengan vegetasi tumbuhan berpohon rendah dan semakin rendah, beberapa daerah agak terbuka, pandangan pun menjadi luas. Gunung Dempo memiliki dua puncak yang satunya bernama puncak api. Menjelang puncak pertama Dempo yang merupakan dataran masif, Puncak pertama ditumbuhi tanaman yang rendah mirip perdu. Dari puncak pertama ini kita turun kembali kelembah yang diapit oleh puncak pertama dan puncak utama. Dilembah ini terdapat sebuah sumber mata air mengalir disini. Hanya airnya yang jernih ini sedikit kecut rasanya, mungkin pengaruh rembesan belerang.

Pendakian kepuncak utama tidak terlalu sulit. Lerengnya terdiri dari kerikil dan batu-batu dengan kemiringan lereng sekitar 40°, cukup stabil untuk didaki. Puncak utama gunung Dempo (3158 m), Merupakan kawah gunung berapi yang masih bergejolak dengan diameter sekitar seratus meter persegi. Dinding kawah cukup terjal dan tidak mungkin bisa dituruni tanpa batuan tali temali. Pemandangan dari puncak cukup mengasyikan. Selain kawah yang memberikan kesan khusus, tampak juga terhamparan propinsi Bengkulu dengan Lautan Hindia dengan hamparan lembah yang sunyi dan hening. Perjalanan turun hanya memakan waktu dua jam. Bila kemalaman anda bisa menginap di Dusun VI, dengan terlebih dahulu minta izin kepala keamanan di sana.

Wisata Air Terjun Kota Pagar Alam

WISATA Pagar Alam sebenarnya bukan pula melulu Gunung Dempo dan patung- patung megalitik. Di kota yang dikitari gugusan Pegunungan Bukit Barisan berhawa sejuk ini, terdapat pula beberapa lokasi wisata lain. Salah satunya adalah air terjun Lematang Indah.

Lokasinya begitu mudah dijangkau karena berada di tepi jalan di pinggiran Kota Pagar Alam, di antara Lahat dan Kota Pagar Alam. Keindahan panorama di kawasan ini menjadi semakin menawan karena dilalui jalan yang berliku-liku dengan tikungan tajam di dekatnya.

Pengunjung yang hendak melihat air terjun setinggi 40 meter, bahkan bisa menyaksikannya dari tepi jalan persis di tikungan paling tajam.

Bagi pengunjung yang ingin melihat lebih dekat dan merasakan cipratan air terjun, dari lokasi tepi jalan berliku bisa turun melalui tangga batu hingga ke sekitar dasar air terjun. Jika merasa lelah karena menuruni tangga yang curam, pengunjung bisa beristirahat di beberapa warung makanan dan minuman di sekitar air terjun. Sejumlah tempat duduk juga terdapat di lokasi itu.

"Banyak pengunjung yang lewat di jalan ini berhenti di sini dan melihat air terjun Lematang Indah tanpa berjalan ke bawah sana. Pengunjung pun kadang mengabadikan air terjun itu cukup dari sini," ujar penjaga pintu masuk tangga.

Pengunjung yang hendak turun melalui tangga cukup membayar tiket masuk ke dalam kawasan air terjun seharga Rp 1000. Air terjun Lematang Indah memang menjadi salah satu andalan pariwisata setempat, selain tentu saja perkebunan teh di Gunung Dempo.

Tempat wisata ini tentu saja menjadi andalan karena lokasinya yang sangat strategis. Siapa pun yang datang dari arah kota Lahat dan hendak menuju pusat Kota Pagar Alam pasti melewati kawasan Lematang Indah. Orang cukup memarkir kendaraan di tepi tikungan, lalu bisa menyaksikan keindahan air terjun.

Lokasi ini juga sering digunakan sebagai objek wisata olah raga air yaitu Arung Jeram. Event daerah maupun propinsi juga sering dilaksanakan di Lokasi Air Terjun Lematang. Arus air yang cukup deras dengan banyaknya bebatuan menambah keindahan dan semaraknya olah raga arung jeram tersebut

Selain Air Terjun (Curugh) Lematang masih banyak lagi yang dapat dikunjung, diantaranya adalah Curugh Embun, Curugh Pancur, Air terjun Tujuh Kenangan, Curugh Mangkok, Curugh Merak. Air terjun ini terletak dalam satu kawasan di Kecamatan Pagar Alam Utara bisa juga melalui Kecamatan Pagar Alam Selatan. Objek wisata ini bisa ditempuh dengan mudah dari pusat Kota Pagar Alam dengan jarak ± 8 km dengan kondisi jalan aspal hotmix. Jalan menuju Objek Wisata ini menanjak dengan pemandangan yang indah

Bukit Sulap

Kawasan objek wisata Bukit Sulap terletak ± 2 km dari pusat Kota Lubuklinggau. Bukit Sulap merupakan objek wisata alam yang berbentuk bukit yang cukup besar dengan ketinggian ± 700 m dari permukaan laut dengan tumbuh-tumbuhan yang alami dan asri serta bertemperatur udara yang sejuk. Untuk sampai kepuncaknya membutuhkan waktu ± 1,5 jam berjalan kaki melalui jalan setapak berbatu dan tanah. Bukit ini cukup menantang bagi wisatawan dan pencinta alam yang senang berpetualang.

Dari puncak Bukit Sulap pengunjung dapat leluasa memandang keindahan alam Kota Lubuklinggau, apalagi di malam hari akan lebih menarik lagi.

Di samping itu, di puncak Bukit Sulap terdapat tumbuh-tumbuhan berupa bambu yang unik, batangnya berwarna seperti warna bambu yang umumnya berwarna hijau bersih namun dahan dan ranting-rantingnya berwarna kuning serta berduri-duri. Selain itu terdapat juga bambu yang batangnya berlubang seperti bambu biasa tapi dahan dan ranting-rantingnya buntu sehingga menjadikan bambu ini mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri yang mungkin tidak terdapat di tempat lain.

Yang tidak kalah menariknya di lereng Bukit Sulap terdapat sungai dengan air yang bening. Sungai tersebut diberi nama sungai Kesie, airnya mengalir di sepanjang sungai tersebut dengan panorama alam yang indah sehingga Bukit Sulap akan memberikan ketenangan dan kesejukan tersendiri sebagai objek wisata bagi para pengunjung ataupun wisatawan.

Di lereng Bukit Sulap juga terdapat situs berupa 4 (empat) buah kuburan, kuburan itu diberi nama kuburan Bujang Kurap, bahkan oleh masyarakat Kabupaten Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau sudah dikeramatkan.

Bujang Kurap adalah salah satu cerita rakyat Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau yang mengisahkan kesaktian seseorang pada masa itu. Lokasi situs Bujang Kurap di Sidorejo Kelurahan Pelita Jaya Kecamatan Lubuklinggau Barat I ± 1 km dari pusat Kota Lubuklinggau. Untuk mencapai komplek situs pengunjung dapat menggunakan kendaraan roda 2 (dua) atau berjalan kaki, tidak dapat dicapai dengan kendaraan roda 4 (empat) karena lokasi situs tersebut dipisahkan oleh aliran Sungai Kelingi. Di atas sungai ini terdapat sebuah jembatan gantung, jembatan gantung inilah satu-satunya jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai lokasi situs Bujang Kurap.

Bukit sulap juga identik dengan Kota Lubuklinggau, karena Bukit sulap merupakan lambang dari Kota Lubuklinggau yang dapat dilihat atau dipandang dari semua penjuru Kota Lubuklinggau.

0 komentar: