THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 04 Mei 2009

Flu bai sudah menyebar ke Asia

Pemerintah Korea Selatan semakin sigap dengan wabah flu babi. Apalagi penderita yang diperkirakan terinfeksi bertambah menjadi dua orang, Jumat (1/5). Sebelumnya seorang warga Korsel yang berusia 51 tahun juga diduga terinfeksi dan masih dalam perawatan intensif. Korban lainnya yaitu wanita berusia 41 tahun yang diduga terinfeksi setelah menjalin kontak dengan korban pertama di sebuah lokasi. Ada pula pria berusia 57 tahun yang belum diketahui bagaimana bisa terinfeksi karena tidak jelas kegiatan yang dia lakukan.Reaksi cepat pun ditunjukkan Jepang. Meskipun belum ada temuan kasus, pemerintah akan mengambil tindakan pencegahan sedini mungkin. Dilaporkan, seorang pelajar Jepang berusia 17 tahun tengah menjalani serangkaian pemeriksaan serius karena mengalami gejala seperti H1N1.Langkah pencegahan juga dilakukan di Thailand. Sekitar 100 ribu masker dibagikan secara cuma-cuma kepada sopir angkutan umum. Pembagian tersebut dilakukan karena sopir angkutan dinilai paling rentan terjangkit wabah virus N1H1. Hingga kini belum ada laporan warga Thailand terjangkit flu babi.Sementara Jerman mengkonfirmasi adanya kasus penularan flu babi di negaranya. Seorang perawat dilaporkan tertular virus H1N1 dari salah satu korban di Jerman yang tengah dirawatnya. Tadinya tiga penderita yang terkena virus tersebut berpergian ke luar negeri. Pemerintah Hongkong mendeteksi kasus flu babi pada seorang warga Meksiko yang baru tiba di negaranya.(OMI)

Flu bai sudah menyebar ke Asia

Pemerintah Korea Selatan semakin sigap dengan wabah flu babi. Apalagi penderita yang diperkirakan terinfeksi bertambah menjadi dua orang, Jumat (1/5). Sebelumnya seorang warga Korsel yang berusia 51 tahun juga diduga terinfeksi dan masih dalam perawatan intensif. Korban lainnya yaitu wanita berusia 41 tahun yang diduga terinfeksi setelah menjalin kontak dengan korban pertama di sebuah lokasi. Ada pula pria berusia 57 tahun yang belum diketahui bagaimana bisa terinfeksi karena tidak jelas kegiatan yang dia lakukan.Reaksi cepat pun ditunjukkan Jepang. Meskipun belum ada temuan kasus, pemerintah akan mengambil tindakan pencegahan sedini mungkin. Dilaporkan, seorang pelajar Jepang berusia 17 tahun tengah menjalani serangkaian pemeriksaan serius karena mengalami gejala seperti H1N1.Langkah pencegahan juga dilakukan di Thailand. Sekitar 100 ribu masker dibagikan secara cuma-cuma kepada sopir angkutan umum. Pembagian tersebut dilakukan karena sopir angkutan dinilai paling rentan terjangkit wabah virus N1H1. Hingga kini belum ada laporan warga Thailand terjangkit flu babi.Sementara Jerman mengkonfirmasi adanya kasus penularan flu babi di negaranya. Seorang perawat dilaporkan tertular virus H1N1 dari salah satu korban di Jerman yang tengah dirawatnya. Tadinya tiga penderita yang terkena virus tersebut berpergian ke luar negeri. Pemerintah Hongkong mendeteksi kasus flu babi pada seorang warga Meksiko yang baru tiba di negaranya.(OMI)

Kamis, 30 April 2009

Pariwisata Palembang

Biasanya tempat yang menjadi tujuan adalah pusat-pusat perbelanjaan atau satu-satunya kebun atau taman yang ada di Palembang yakni Taman Wisata Punti Kayu. Selain dua pilihan itu masyarakat Palembang mesti berpikir keras memilih lokasi cuci mata.
Tempat cuci mata atau refreshing di Palembang memang terbatas. Sebelumnya pernah muncul wacana menjadikan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) di Kawasan Karanganyar sebagai tempat refreshing. Sayangnya lokasi TPKS yang kurang strategis menjadikannya justru rawan keamanan. Baru-baru ini dua gadis remaja ditemukan tewas mengenaskan di sini.
Bisa dikatakan masyarakat Palembang sulit mencari lokasi refreshing. Padahal sebagai kota yang sudah demikian berkembang, Palembang butuh lokasi hiburan yang bersih, sehat dan benar-benar bisa membuat segar pikiran.
Di hari-hari libur atau di akhir pekan pusat-pusat perbelanjaan di Palembang dan Taman Wisata Punti Kayu menjadi demikian ramai dan terkesan sumpek. Karena pengunjungnya berjubel bukan hanya dari Kota Palembang, tetapi juga dari daerah-daerah lain di luar Kota Palembang.
Alhasil niat awal warga untuk menyegarkan pikiran, berbalik menjadi perasaan sumpek. Karena tempat yang dikunjungi sama sekali tidak menyegarkan karena banyaknya pengunjung.
Ide PT Fantasi Jaya Makmur Abadi (FJMA) mendirikan Dunia Fantasi (Dufan) bernama Fantasy Island pada lahan seluas 2,8 hektar di Desa Karyajaya Kelurahan Karyajaya Kecamatan Kertapati Palembang bisa menjadi alternatif. Dengan catatan Dufan yang dibangun nantinya benar-benar menawarkan sarana cuci mata dan menyegarkan pikiran. Dufan jangan sampai menjadi salah guna, menjadi tempat refreshing yang tidak “bersih”. Mengutip ucapan Direktur Utama PT FJMA Budjang Gunawan kepada Walikota Palembang Ir H Eddy Santana Putra, fasilitas yang akan dibangun di Dufan seperti permainan anak (gokar), kolam renang, kolam arus, peluncuran air, dan kolam ombak. Serta restoran dan hotel.
Yang juga perlu dipikirkan lokasi hiburan idealnya masih dalam wilayah Kota Palembang dan mudah dijangkau. Artinya perlu dipastikan sarana angkutan umum yang menjangkau lokasi hiburan ini. Termasuk juga soal keamanan.
Selain itu HTM atau harga tarif masuk ke tempat hiburan ini idealnya bisa dijangkau semua lapisan masyarakat. Pengelola Dufan memikirkan kepentingan masyarakat umum yang tak semuanya berkantong tebal, dan tak hanya berpikir mencari keuntungan besar.
Dufan yang diharapkan adalah tempat rekreasi yang bisa membuat pikiran pengunjung yang tadinya sumpek menjadi segar. Dengan demikian keberadaan Dufan memang bermanfaat bagi warga Kota Palembang dan sekitarnya.

Pantai kuta Bali



Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur.

Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempat permandian serta menjemur diri. Selain keindahan pantainya, pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam jenis hiburan lain misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai menuju pantai Legian. Rosovivo, Ocean Beach Club, Kamasutra, adalah beberapa club paling ramai di sepanjang pantai Kuta.

Pantai ini juga memiliki ombak yang cukup bagus untuk olahraga selancar (surfing), terutama bagi peselancar pemula. Lapangan Udara I Gusti Ngurah Rai terletak tidak jauh dari Kuta.

Sejarah Candi Prambanan

Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, dan terletak di pulau Jawa, kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Prambanan terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten. Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak. Renovasi candi ini dimulai pada tahun 1918, dan sampai sekarang belum selesai. Bangunan utama baru diselesaikan pada tahun 1953. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja. Sekarang, candi ini adalah sebuah situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1991. Antara lain hal ini berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan. Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, tinggi bangunan utama adalah 47m. Kompleks candi ini terdiri dari 8 kuil atau candi utama dan lebih daripada 250 candi kecil. Tiga candi utama disebut Trisakti dan dipersembahkan kepada sang hyang Trimurti: Batara Siwa sang Penghancur, Batara Wisnu sang Pemelihara dan Batara Brahma sang Pencipta.

Candi Siwa di tengah-tengah, memuat empat ruangan, satu ruangan di setiap arah mata angin. Sementara yang pertama memuat sebuah arca Batara Siwa setinggi tiga meter, tiga lainnya mengandung arca-arca yang ukuran lebih kecil, yaitu arca Durga, sakti atau istri Batara Siwa, Agastya, gurunya, dan Ganesa, putranya. Arca Durga juga disebut sebagai Rara atau Lara/Loro Jongrang (dara langsing) oleh penduduk setempat. Untuk lengkapnya bisa melihat di artikel Loro Jonggrang. Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Batara Wisnu, yang menghadap ke arah utara dan satunya dipersembahkan kepada Batara Brahma, yang menghadap ke arah selatan. Selain itu ada beberapa candi kecil lainnya yang dipersembahkan kepada sang lembu Nandini, wahana Batara Siwa, sang Angsa, wahana Batara Brahma, dan sang Garuda, wahana Batara Wisnu. Lalu relief di sekeliling dua puluh tepi candi menggambarkan wiracarita Ramayana. Versi yang digambarkan di sini berbeda dengan Kakawin Ramayana Jawa Kuna, tetapi mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan melalui tradisi oral.

Sejarah Candi Borobudur


Sejarah mencatat Borobudur adalah candi terbesar yang pernah dibangun untuk penghormatan terhadap sang Budha. Bayangkan saja bangunannya mencapai 14.000m persegi dengan ketinggian hingga 35,29m. Sebuah prasasti Cri Kahuluan yang berasal dari abad IX (824 Masehi) yang diteliti oleh Prof Dr J.G. Casparis, mengungkap silsilah tiga Wangsa Syailendra yang berturut-turut berkuasa pada masa itu, yakni Raja Indra, Putranya Samaratungga. Kemudian, putrinya yang bernama Samaratungga Pramodawardhani.
Pada masa Raja Samaratungga inilah mulainya dibangun candi yang bernama: Bhumisan-Bharabudhara, yang diduga berarti timbunan tanah, bukit atau tingkat-tingkat bangunan yang diidentikan dengan sebutan vihara kamulan Bhumisambharabudhara, yang mempunyai arti sebuah vihara nenek moyang dan Dinasti Syailendra di daerah perbukitan.
Letak candi ini memang diatas perbukitan yang terletak di Desa Borobudur, Mungkid, Magelang atau 42 km sebelah laut kota Yogyakarta. Dikelilingi Bukit Manoreh yang membujur dari arah timur ke barat. Sementara di sebelah timur terdapat Gunung Merapi dan Merbau, serta disebelah barat ada Gunumg Sindoro dan Gunung Sumbing.
Dibutuhkan tak kurang dari 2 juta balok batu andesit atau setara dengan 50.000m persegi untuk membangun Candi Borobudur ini. Berat keseluruhan candi mencapai 3,5 juta ton. Seperti umumnya bangunan candi, Bororbudur memiliki 3 bagian bangunan, yaitu kaki, badan dan atas. Bangunan kaki disebut Kamadhatu, yang menceritakan tentang kesadaran yang dipenuhi dengan hawa nafsu dan sifat-sifat kebinatangan. Kemudian Ruphadatu, yang bermakna sebuah tingkatan kesadaran manusia yang masih terikat hawa nafsu, materi dan bentuk. Sedangkan Aruphadatu yang tak lagi terikat hawa nafsu, materi dan bentuk digambarkan dalam bentuk stupa induk yang kosong. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keinginan dan kekosongan.

Pembentukan dan pertumbuhan Kerajaan Sriwijaya

Peta pengaruh Sriwijaya di abad ke-10

Tidak banyak bukti fisik mengenai Sriwijaya yang dapat ditemukan. Menurut Prasasti Kedukan Bukit, kekaisaran Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Çri Yacanaca (Dapunta Hyang Sri Jayanasa). Ia memimpin 20.000 tentara (terutama tentara darat dan beberapa ratus kapal) dari Minanga Tamwan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu.

Kerajaan ini adalah pusat perdagangan dan merupakan negara maritim. Negara ini tidak memperluas kekuasaannya diluar wilayah kepulauan Asia Tenggara, dengan pengecualian berkontribusi untuk populasi Madagaskar sejauh 3.300 mil di barat. Sekitar tahun 500, akar Sriwijaya mulai berkembang di wilayah sekitar Palembang, Sumatra. Kerajaan ini terdiri atas tiga zona utama - daerah ibukota muara yang berpusatkan Palembang, lembah Sungai Musi yang berfungsi sebagai daerah pendukung dan daerah-daerah muara saingan yang mampu menjadi pusat kekuasan saingan. Wilayah hulu sungai Musi kaya akan berbagai komoditas yang berharga untuk pedagang Tiongkok. Ibukota diperintah secara langsung oleh penguasa, sementara daerah pendukung tetap diperintah oleh datu lokal.

Pada tahun 680 di bawah kepemimpinan Jayanasa, Kerajaan Melayu takluk di bawah imperium Sriwijaya. Penguasaan atas Melayu yang kaya emas telah meningkatkan prestise kerajaan. Di abad ke-7, orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan di Sumatera dan tiga kerajaan di Jawa menjadi bagian imperium Sriwijaya. Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara lain Tarumanegara dan Holing berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Menurut catatan, pada masa ini pula wangsa Budha Sailendra di Jawa Tengah berada di bawah dominasi Sriwijaya. Berdasarkan prasasti Kota Kapur, imperium menguasai bagian selatan Sumatera hingga Lampung, mengontrol perdagangan di Selat Malaka, Laut China Selatan, Laut Jawa, dan Selat Karimata. Di abad ini pula, Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan. Di masa berikutnya, Pan Pan dan Trambralinga, yang terletak di sebelah utara Langkasuka, juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya.

Ekspansi kerajaan ke Jawa dan semenanjung Melayu, menjadikan Sriwijaya mengontrol dua pusat perdagangan utama di Asia Tenggara. Berdasarkan observasi, ditemukan reruntuhan candi-candi Sriwijaya di Thailand dan Kamboja. Di abad ke-7, pelabuhan Cham di sebelah timur Indochina mulai mengalihkan banyak pedagang dari Sriwijaya. Untuk mencegah hal tersebut, maharaja Dharmasetu melancarkan beberapa serangan ke kota-kota pantai di Indochina. Kota Indrapura di tepi sungai Mekong, di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Palembang. Sriwijaya meneruskan dominasinya atas Kamboja, sampai raja Khmer Jayawarman II, pendiri imperium Khmer, memutuskan hubungan dengan kerajaan di abad yang sama.

Setelah Dharmasetu, Samaratungga menjadi penerus kerajaan. Ia berkuasa pada periode 792 sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yang ekspansionis, Samaratungga tidak melakukan ekspansi militer, tetapi lebih memilih untuk memperkuat penguasaan Sriwijaya di Jawa. Selama masa kepemimpinannya, ia membangun candi Borobudur di Jawa yang selesai pada tahun 825.

Di abad ke-12, wilayah imperium Sriwijaya meliputi Sumatera, Sri Lanka, semenanjung Melayu, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Philipin. Dengan penguasaan tersebut, kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim yang hebat hingga abad ke-13.

Air Terjun Lematang



Di antara Lahat dan Pagar Alam terdapat dua air terjun yang masing-masing setinggi 40 meter lebih. Lebih dekat ke arah Lahat disebut Air Terjun Ndikat, sedangkan ke arah Pagar Alam disebut Air Terjun Lematang. Keduanya menampilkan panorama alam yang sama indahnya.

Pada hari-hari libur atau Minggu, kedua air terjun ini ramai dikunjungi wisatawan untuk rekreasi atau piknik.

Kedua tempat wisata ini dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor, baik dari Lahat maupun Pagar Alam. Namun untuk lebih mendekat ke air terjun harus turun berjalan kaki.

Yang tidak kurang asyiknya adalah selama perjalanan melalui tikungan tajam sehingga cukup menegangkan.

Senin, 27 April 2009

hari Bumi

earthday2005 Waaaah…. Aku senang banget bisa menyambut Hari Bumi yang jatuh pada hari ini 22 April. Sebagai kaum muda, kita wajib menjaga Bumi kita ini dari Global Warming dan hal hal lain yang dapat merusak Bumi yang kita tempati ini.earth_day_graphics_13

Kita awali dengan melakukan hal yang kecil-kecil dulu deh, semisal, buang sampah pada tempatnya, menggunakan listrik seperlunya, kalau bisa siang-siang nggak usah nyalain lampu, menanam pohon di sekitar rumah masing-masing, dan mengurangi penggunaan barang-barang yang berbahan dasar plastik…

Situs Candi Bumi Ayu ( Muara Enim)

Candi ini merupakan satu-satunya Kompleks Percandian di Sumatera Selatan, sampai sekarang tidak kurang 9 buah Candi yang telah ditemukan dan 4 diantaranya telah dipugar, yaitu Candi 1, Candi 2, Candi 3 dan Candi 8. Usaha pelestarian ini telah dimulai pada tahun 1990 sampai sekarang, dengan didukung oleh dana APBN. Walaupun demikian peran serta Pemerintah Kabupaten Muara Enim cukup besar, antara lain Pembangunan Jalan, Pembebasan Tanah dan Pembangunan Gedung Museum Lapangan. Percandian Bumiayu meliputi lahan seluas 75,56 Ha, dengan batas terluar berupa 7 (tujuh) buah sungai parit yang sebagian sudah mengalami pendangkalan. Tanah yang sudah dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim seluas 6,50 Ha, selebihnya 69,06 Ha masih dikuasai oleh masyarakat. Lahan ini terdiri dari pemukiman masyarakat, kebun karet, kebun jeruk, tanah desa dan rawa-rawa. Sesuai dengan Studi Rencana Induk Pelestarian Situs Bumiayu Sumatera Selatan tahun 1996/1997 yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Secara bertahap lahan tersebut akan dibebaskan, mengingat lahan tersebut merupakan Situs Purbakala. Candi Bumi Ayu pada saat ini masih dalam proses pengkajian dan pemugaran, sehingga belum banyak informasi yang dapat diketahui, sedangkan informasi tertulis dari Candi tersebut masih dalam proses dipahami oleh Tim Pengkajian Peninggalan Purbakala Propinsi Sumatera Selatan.

Curup Tenang

Kabupaten Muara Enim merupakan daerah terkaya di Sumatera Selatan karena hasil minyak dan gas bumi serta tambang batubara yang memberikan kontribusi bagi pendapatan negara. Kawasan ini terletak di tengah-tengah propinsi pada posisi 104 – 106 derajat bujur timur dan 4 – 6 derajat

Lokasi
Jalan untuk menuju kelokasi wisata air terjun cukup lancar dengan menggunakan kenderaan bis dengan waktu tempu dari kota Muara Enim 1 jam perjalanan ( 45 Km ) dan dari kota Palembang dengan waktu tempuh 3 jam ( 210 Km )

Gunung Dempo

Gunung Dempo (3159 mdpl) terletak di perbatasan propinsi Sumatera Selatan dan propinsi Bengkulu. Untuk mencapai desa terdekat, terlebih dahulu anda harus mencapai kota Pagar Alam, dengan jarak ± 290 km atau kurang lebih 6 jam perjalanan darat dari Palembang. Dari ibukota Sumsel ini tersedia banyak bus ke arah Pagar Alam, antara lain travel/Bus Telaga Biru, travel/Bus Melati, Travel Sinar Dempo dan travel/bus Dharma Karya. Atau apabila anda dari Jakarta, menggunakan bus Garuda Dempo, bus Sinar Dempo, Bus Patmos, atau menumpang bus jurusan Bengkulu atau Padang, dan turun di kabupaten Lahat.

Kota Pagar Alam, memang sesuai dengan namanya, kota ini jelas dikelilingi barisan pegunungan Bukit Barisan dan yang tertinggi dari barisan tersebut adalah Gunung Dempo. Gunung ini sangat indah menjulang tegak menggapai langit nan biru apabila dilihat pada pagi hari. Oleh karena itu sangat tepat bila bermalam dulu di kota ini, disini banyak tersedia losmen, villa atau motel. Budaya kota yang sudah berbaur dari berbagai suku baik pendatang maupun asli menciptakan kedamaian yang anda tidak peroleh di kota-kota besar. Dari terminal Pagar Alam, terlebih dulu mencarter mobil/taksi untuk jurusan Pabrik Teh PTPN III yang jaraknya mencapai 15 KM dari terminal. Di Pabrik ini ada baiknya anda berkenalan dengan seseorang yang biasa dipanggil pak Anton, beliau termasuk yang dituakan oleh para pencinta alam seantero Sumsel-Lampung. Dengan meminta bantuannya, mobil carteran akan membawa anda ke desa terdekat dari kaki gunung Dempo, yang dapat memakan waktu lebih dari 20 menit, karena jalannya cukup terjal, berkelok dengan melewati hamparan kebun teh nan hijau.

Ke tempat itulah warga Sumsel atau Bengkulu berakhir pekan. Namun. Minat warga Sumsel untuk menikmati udara sejuk di kaki Gunung Dempo itu cukup tinggi. Ini disebabkan terbatasnya tempat wisata di provinsi ini, khususnya di Palembang. Sebagai obyek wisata di pegunungan, perkebunan teh di kaki gunung itu merupakan satu-satunya pilihan."Padahal, kalau kawasan ini dikelola lebih baik dan banyak fasilitas pendukung, seperti vila serta tempat makan dan beristirahat, warga Sumatera Selatan tidak perlu lagi jauh- jauh ke Puncak di Bogor sana," kata Anwar (38), warga Tebing Tinggi, Kabupaten Lahat, Sumsel.

Keinginan pengunjung agar fasilitas wisata dibenahi dan ditambah, rupanya telah dipikirkan Pemkot Pagar Alam. Di kawasan perkebunan teh itu akan dibangun vila-vila baru, toko-toko suvenir, tempat ibadah, dan lainnya. Berbagai fasilitas wisata itu dibangun untuk mendukung rencana pembangunan tangga sepanjang 1.000 meter di kawasan perkebunan teh tersebut.

Kalau itu terwujud, tangga di Gunung Bromo, Jawa Timur, yang jumlah anak tangganya 249, pasti akan kalah banyak dan kalah menarik. Di perkebunan teh di kaki Gunung Dempo itu, menurut rencana, akan dibangun 2.001 anak tangga!

Anak tangga sebanyak itu akan dibangun mulai dari lokasi terendah di kawasan wisata perkebunan teh di sekitar Mes Pemda. Pembangunan anak tangga dari batu dan berbagai fasilitas penunjangnya tersebut diperkirakan menelan biaya Rp 11,1 miliar.

Menurut Mujahidin, Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Pariwisata Seni Budaya dan Komunikasi Kota Pagar Alam, panjang tangga yang akan dibangun sekitar 1.000 meter. Sebanyak 2.001 anak tangga terbuat dari batu, yang masing-masing tingginya 50 sentimeter, menandai tahun pembentukan Kota Pagar Alam sebagai daerah otonom.

Di sekitar tangga yang akan membelah kawasan perkebunan teh itu akan dilengkapi berbagai fasilitas penunjang obyek wisata. Itu semua dibangun untuk lebih memberi kenyamanan bagi pengunjung."Di sekitar tangga akan dibangun vila, tempat-tempat istirahat pejalan kaki, masjid, kios-kios cenderamata, lapangan tenis, gelanggang remaja, dan lainnya. Sementara di bagian tangga paling atas akan dibangun gedung menara pandang. Dari tempat itu pengunjung bisa menikmati alam pegunungan di sekitarnya," papar Mujahidin.

Tangga di kaki Gunung Dempo kelak dibagi dalam 11 subkawasan. Di antara fasilitas yang dibangun, yaitu di setiap subkawasan dibangun area tempat duduk untuk tempat istirahat bagi para pendaki tangga."Perkebunan teh yang dilengkapi dengan tangga dan berbagai fasilitasnya tersebut akan menjadi tempat wisata paling andal di Pagar Alam," ungkap Mujahidin.Ia memaparkan, sebagian dari biaya pembangunan akan dianggarkan dalam Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) Pagar Alam tahun 2004. Dana APBD itu dimaksudkan untuk memancing masuknya para investor untuk membangun berbagai fasilitas penunjang yang disediakan di sekitar tangga.

"Rencananya, biaya pembangunan 2.001 anak tangga yang menelan biaya Rp 2,1 miliar menggunakan dana dari APBD Pagar Alam. Dengan kepastian pembangunan tangga oleh pemkot, diharapkan investor dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk BUMN dan BUMD, mau turut membangun fasilitas penunjang. Tempat-tempat itu nanti mereka kelola sendiri," ucapnya.

Mujahidin menyebutkan, Pemkot Pagar Alam sebenarnya pernah memaparkan rencana pembangunan tangga itu ke sejumlah BUMN dan BUMD di Palembang. "Mungkin dengan adanya tangga yang dibangun pemerintah kota terlebih dahulu, investor akan mau menanamkan modalnya untuk membangun berbagai fasilitas di sekitar tangga," kata Mujahidin.

Dengan adanya tangga dan berbagai fasilitasnya nanti, diharapkan kawasan itu menjadi lebih dinikmati pengunjung dan menjadi daerah tujuan wisata andalan Sumsel.Ide itu pun ditanggapi. Gagasan jumlah anak tangga pun segera muncul, yakni 2.001 anak tangga. Jumlah itu dikaitkan dengan tahun pembentukan Kota Pagar Alam yang memisahkan diri dari induknya, Kabupaten Lahat. Rencana pembangunan kawasan wisata di perkebunan teh Gunung Dempo pun segera dirancang. Rencana detail kawasan wisata, termasuk gambar-gambar bentuk bangunan, disiapkan. Tahun 2004 rencana membangun tempat wisata itu telah mulai diwujudkan. "Mudah-mudahan, jika 2.001 anak tangga sudah mulai dibangun oleh Pemkot Pagar Alam, para investor mau berdatangan dan segera pula membangun berbagai fasilitas itu. Seandainya semua itu terwujud, Pagar Alam akan menjadi daerah tujuan wisata paling menarik di Sumsel," ujar Mujahidin

Pendakian Gunung Dempo

Dari terminal Pagar Alam, terlebih dulu mencarter mobil/taksi untuk jurusan Pabrik Teh PTPN III yang jaraknya mencapai 15 KM dari terminal. Di Pabrik ini ada baiknya anda berkenalan dengan seseorang yang biasa dipanggil pak Anton, beliau termasuk yang dituakan oleh para pencinta alam seantero Sumsel-Lampung. Dengan meminta bantuannya, mobil carteran akan membawa anda ke desa terdekat dari kaki gunung Dempo, yang dapat memakan waktu lebih dari 20 menit, karena jalannya cukup terjal, berkelok dengan melewati hamparan kebun teh nan hijau.

Pendakian yang baik, sekitar jam 10 pagi, selain anda dapat menikmati indahnya susunan bukit barisan, perjalanan akan sedikit santai, tidak dikejar waktu. Satu jam pertama, hanya kebun teh dan kebun perdu yang dijumpai sebelum memasuki pintu hutan. Jalur sangat terjal dan licin bila hujan. Hutan yang dilewati sangat lebat dan padat sampai puncak Dempo. Tiga jam dari mulut hutan, puncak pertama dapat dicapai. Dempo memiliki dua puncak, yang satunya lagi dinamakan puncak Api.

Anda bisa mendirikan kemah diantara dua puncak itu, karena disana tersedia mata air dan cukup terlindung bila ada badai. Lagi pula sayang bila anda tidak menikmati sunrise dari sana.

Dusun VI, biasa disebut, dari sini anda harus melaporkan diri/bersilahturahmi dengan kepala keamanan desa, Wamin namanya. Di desa ini pula ada baiknya terlebih dahulu beristirahat sambil mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Hanya sayang, jangan berharap kebutuhan logistik anda dapat dipenuhi disini, warung yang ada sangat kecil, itupun cuma satu. Maklum rata-rata yang tinggal di sini adalah buruh pemetik teh, yang rata-rata berasal dari pulau Jawa. Kalau boleh anda tahu, ketinggian altitude disini mencapai 1200 mdpl. Jadi anda tinggal mendaki 1900 meter lagi untuk mencapai puncak Dempo.

Jalur menuju ke puncak gunung Dempo sudah sangat jelas dan bahkan di hari-hari biasa pun banyak orang desa yang sengaja naik ke puncak baik itu untuk mencari kayu ataupun sekedar berhiking ria. gunung ini memang cukup tinggi tetapi air jernih yang ada terdapat sampai setengah perjalanan ke gunung ini sehingga para pendaki tidak perlu khawatir kehabisan air minum selama perjalanan. Sebuah kali kecil yang jernih, mengalir di perbatasan hutan pertanda kita mulai memasuki daerah hutan yang ditumbuhi dengan tumbuhan yang mirip seperti yang kita dapati di gunung Gede-Pangrango, yaitu hutan montana. Jalan setapak penuh dengan akar-akar yang melintang, kemiringan lereng sendiri cukup curam untuk memeras keringat. Tidak ada tanda-tanda khusus, keadaan hutan ini hampir homogen dan sangat hening.

Empat atau lima jam kemudian, kita akan memasuki daerah dengan vegetasi tumbuhan berpohon rendah dan semakin rendah, beberapa daerah agak terbuka, pandangan pun menjadi luas. Gunung Dempo memiliki dua puncak yang satunya bernama puncak api. Menjelang puncak pertama Dempo yang merupakan dataran masif, Puncak pertama ditumbuhi tanaman yang rendah mirip perdu. Dari puncak pertama ini kita turun kembali kelembah yang diapit oleh puncak pertama dan puncak utama. Dilembah ini terdapat sebuah sumber mata air mengalir disini. Hanya airnya yang jernih ini sedikit kecut rasanya, mungkin pengaruh rembesan belerang.

Pendakian kepuncak utama tidak terlalu sulit. Lerengnya terdiri dari kerikil dan batu-batu dengan kemiringan lereng sekitar 40°, cukup stabil untuk didaki. Puncak utama gunung Dempo (3158 m), Merupakan kawah gunung berapi yang masih bergejolak dengan diameter sekitar seratus meter persegi. Dinding kawah cukup terjal dan tidak mungkin bisa dituruni tanpa batuan tali temali. Pemandangan dari puncak cukup mengasyikan. Selain kawah yang memberikan kesan khusus, tampak juga terhamparan propinsi Bengkulu dengan Lautan Hindia dengan hamparan lembah yang sunyi dan hening. Perjalanan turun hanya memakan waktu dua jam. Bila kemalaman anda bisa menginap di Dusun VI, dengan terlebih dahulu minta izin kepala keamanan di sana.

Wisata Air Terjun Kota Pagar Alam

WISATA Pagar Alam sebenarnya bukan pula melulu Gunung Dempo dan patung- patung megalitik. Di kota yang dikitari gugusan Pegunungan Bukit Barisan berhawa sejuk ini, terdapat pula beberapa lokasi wisata lain. Salah satunya adalah air terjun Lematang Indah.

Lokasinya begitu mudah dijangkau karena berada di tepi jalan di pinggiran Kota Pagar Alam, di antara Lahat dan Kota Pagar Alam. Keindahan panorama di kawasan ini menjadi semakin menawan karena dilalui jalan yang berliku-liku dengan tikungan tajam di dekatnya.

Pengunjung yang hendak melihat air terjun setinggi 40 meter, bahkan bisa menyaksikannya dari tepi jalan persis di tikungan paling tajam.

Bagi pengunjung yang ingin melihat lebih dekat dan merasakan cipratan air terjun, dari lokasi tepi jalan berliku bisa turun melalui tangga batu hingga ke sekitar dasar air terjun. Jika merasa lelah karena menuruni tangga yang curam, pengunjung bisa beristirahat di beberapa warung makanan dan minuman di sekitar air terjun. Sejumlah tempat duduk juga terdapat di lokasi itu.

"Banyak pengunjung yang lewat di jalan ini berhenti di sini dan melihat air terjun Lematang Indah tanpa berjalan ke bawah sana. Pengunjung pun kadang mengabadikan air terjun itu cukup dari sini," ujar penjaga pintu masuk tangga.

Pengunjung yang hendak turun melalui tangga cukup membayar tiket masuk ke dalam kawasan air terjun seharga Rp 1000. Air terjun Lematang Indah memang menjadi salah satu andalan pariwisata setempat, selain tentu saja perkebunan teh di Gunung Dempo.

Tempat wisata ini tentu saja menjadi andalan karena lokasinya yang sangat strategis. Siapa pun yang datang dari arah kota Lahat dan hendak menuju pusat Kota Pagar Alam pasti melewati kawasan Lematang Indah. Orang cukup memarkir kendaraan di tepi tikungan, lalu bisa menyaksikan keindahan air terjun.

Lokasi ini juga sering digunakan sebagai objek wisata olah raga air yaitu Arung Jeram. Event daerah maupun propinsi juga sering dilaksanakan di Lokasi Air Terjun Lematang. Arus air yang cukup deras dengan banyaknya bebatuan menambah keindahan dan semaraknya olah raga arung jeram tersebut

Selain Air Terjun (Curugh) Lematang masih banyak lagi yang dapat dikunjung, diantaranya adalah Curugh Embun, Curugh Pancur, Air terjun Tujuh Kenangan, Curugh Mangkok, Curugh Merak. Air terjun ini terletak dalam satu kawasan di Kecamatan Pagar Alam Utara bisa juga melalui Kecamatan Pagar Alam Selatan. Objek wisata ini bisa ditempuh dengan mudah dari pusat Kota Pagar Alam dengan jarak ± 8 km dengan kondisi jalan aspal hotmix. Jalan menuju Objek Wisata ini menanjak dengan pemandangan yang indah

Bukit Sulap

Kawasan objek wisata Bukit Sulap terletak ± 2 km dari pusat Kota Lubuklinggau. Bukit Sulap merupakan objek wisata alam yang berbentuk bukit yang cukup besar dengan ketinggian ± 700 m dari permukaan laut dengan tumbuh-tumbuhan yang alami dan asri serta bertemperatur udara yang sejuk. Untuk sampai kepuncaknya membutuhkan waktu ± 1,5 jam berjalan kaki melalui jalan setapak berbatu dan tanah. Bukit ini cukup menantang bagi wisatawan dan pencinta alam yang senang berpetualang.

Dari puncak Bukit Sulap pengunjung dapat leluasa memandang keindahan alam Kota Lubuklinggau, apalagi di malam hari akan lebih menarik lagi.

Di samping itu, di puncak Bukit Sulap terdapat tumbuh-tumbuhan berupa bambu yang unik, batangnya berwarna seperti warna bambu yang umumnya berwarna hijau bersih namun dahan dan ranting-rantingnya berwarna kuning serta berduri-duri. Selain itu terdapat juga bambu yang batangnya berlubang seperti bambu biasa tapi dahan dan ranting-rantingnya buntu sehingga menjadikan bambu ini mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri yang mungkin tidak terdapat di tempat lain.

Yang tidak kalah menariknya di lereng Bukit Sulap terdapat sungai dengan air yang bening. Sungai tersebut diberi nama sungai Kesie, airnya mengalir di sepanjang sungai tersebut dengan panorama alam yang indah sehingga Bukit Sulap akan memberikan ketenangan dan kesejukan tersendiri sebagai objek wisata bagi para pengunjung ataupun wisatawan.

Di lereng Bukit Sulap juga terdapat situs berupa 4 (empat) buah kuburan, kuburan itu diberi nama kuburan Bujang Kurap, bahkan oleh masyarakat Kabupaten Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau sudah dikeramatkan.

Bujang Kurap adalah salah satu cerita rakyat Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau yang mengisahkan kesaktian seseorang pada masa itu. Lokasi situs Bujang Kurap di Sidorejo Kelurahan Pelita Jaya Kecamatan Lubuklinggau Barat I ± 1 km dari pusat Kota Lubuklinggau. Untuk mencapai komplek situs pengunjung dapat menggunakan kendaraan roda 2 (dua) atau berjalan kaki, tidak dapat dicapai dengan kendaraan roda 4 (empat) karena lokasi situs tersebut dipisahkan oleh aliran Sungai Kelingi. Di atas sungai ini terdapat sebuah jembatan gantung, jembatan gantung inilah satu-satunya jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai lokasi situs Bujang Kurap.

Bukit sulap juga identik dengan Kota Lubuklinggau, karena Bukit sulap merupakan lambang dari Kota Lubuklinggau yang dapat dilihat atau dipandang dari semua penjuru Kota Lubuklinggau.

Stadion Jakabaring


Stadion Jakabaring adalah stadion multifungsi terbesar ketiga di Indonesia setelah Stadion Bung Karno dan Stadion Palaran. Terletak di Palembang, Indonesia, stadion ini juga diakui sebagai salah satu stadion terbaik yang bertaraf internasional. Kebanyakan, stadion ini difungsikan untuk tempat penyelenggaraan pertandingan-pertandingan sepak bola. Stadion dengan luas lahan sekitar 40 hektar ini dapat memuat hingga 36.000 - 40.000 orang dengan 4 tribun (A, B, C dan D) bertingkat mengelilingi lapangan. Tribun utama di sisi barat dan timur (A dan B) dilindungi atap yang ditopang 2 pelengkung (arch) baja berukuran raksasa. Bentuk atap stadion merupakan simbol kejayaan kemaharajaan Sriwijaya di bidang maritim yang dilambangkan oleh bentuk perahu dengan layar terkembang. Stadion ini beralamat di Jalan Gubernur H. A. Bastari, Jakabaring, Palembang.

olah raga

olahraga otomotif yang menggunakan sepeda motor. Balap motor, khususnya road race, cukup populer di Indonesia. Hampir tiap minggu di berbagai daerah di Indonesia even balap motor diselenggarakan. Selain road race, balap motor jenis lain yang cukup sering diadakan adalah motorcross, drag bike, grasstrack dan supersport.
Terdapat beragam jenis olah raga yang menggunakan sarana motor balap. Federation Internationale de Motorcyclisme (FIM) adalah badan Internasional yang berfungsi menaungi berbagai jenis kegiatan-kegiatan olah raga balap motor tersebut.

[sunting] Jenis kejuaraan
Karena banyak terdapat bermacam jenis dan bentuk motor, maka terdapat pula bermacam jenis pelombaan dan kejuaraan balap motor, antara lain:
Road Racing atau balap jalanan dalam bentuk murni atau asal mulanya adalah balapan yang dilombakan di jalan umum, seperti lintasan Isle of Man TT (Tourist Trophy), Grand Prix Macau dan beberapa lintasan di Ireland. Karena disebabkan oleh bahaya yang tak terlepaskan dari jalan raya seperti jalur sempit, trotoar jalan, dan tembok-tembok, umumnya balap jalanan sekarang dipindahkan ke lintasan-lintasan yang dibangun khusus.
Circuit Racing atau balap sirkuit , yaitu dimana motor-motor balap yang dirancang khusus atau motor-motor produksi masal yang dimodifikasi bersaing satu dengan lainnya di sirkuit yang juga dirancang khusus. MotoGP adalah contoh dari balapan kelas puncak yang melombakan motor yang dirancang khusus untuk balap dan tidak dijual bebas, sementara World Superbike adalah contoh balap yang melombakan motor produksi masal dan dijual bebas namun dengan modifikasi sesuai ketentuan.
Classic Racing Balap klasik adalah dimana para peserta membalap dengan menggunakan motor yang telah dimodifikasi secara besar-besaran dari era awal – biasanya motor-motor sebelum pertengahan tahun 70-an.
Motokross dan sepupunya supercross di lombakan di lintasan berlumpur, biasanya menampilkan motor yang melompat melewati jarak yang jauh.
Supermoto adalah gabungan antara balap jalanan dan motokross. Motor yang digunakan umumnya adalah jenis motor motokross dengan ban motor balap jalanan. Lintasan yang digunakan untuk perlombaan juga campuran antara jalanan dan lintasan berlumpur atau tanah.
Speedway dan speedway es adalah balapan yang diadakan di sirkuit berbentuk lonjong (oval) dimana para pembalap berlomba dengan gaya khas speedway yaitu mengepotkan (membelok dengan menggeser roda belakang) motor untuk memudahkan melewati sirkuit yang hanya berbentuk oval tersebut.
Ketahanan motor (Enduro), dimana balapan di lombakan dalam jangka waktu yang panjang, dan dengan lintasan alam, bahkan melewati daerah terpencil. Reli Paris-Dakkar dan Six Day Endurance adalah contohnya.
Balap motor enduro atau Reli jenis lain yang berbasis pada pengumpulan poin yang di raih pembalap dan tidak terfokus mutlak pada waktu tempuh keseluruhan peserta. Reli-reli di lombakan dalam waktu beberapa hari dan ribuan mil, dengan poin-poin bonus yang diberikan jika berhasil sampai di tujuan dan tempat yang di perintahkan. The Iron Butt Association adalah badan yang sering menyelenggarakan reli-reli semacam itu.
Trial Motor di mana peserta mengendarai motor yang dbentuk khusus dengan berat yang ringan dan dengan suspensi yang fleksibel. Peserta harus menaklukkan beragam rintangan buatan seperti kotak, ban, tong yang bertumpuk dan rintangan-rintangan lain. Lomba juga dilakukan di rintangan alam berupa batu-batuan. Peserta di haruskan melewati rintangan-rintangan dengan kesalahan seminimal mungkin untuk menjadi juara.
Drag Race motor (juga dikenal dengan sprints) dimana dua peserta start di belakang sebuah garis star yang sama dengan tanda star berupa lampu. Setelah lampu star menyala dua pembalap memacu motornya melewati dua lintasan lurus sejauh seperempat mil, dimana waktu tempuh mereka di catat dan di hitung. Pembalap dengan catatan waktu paling singkat melewati garis finis adalah pemenangnya.
Hill Climb adalah dimana seorang pembalap menaiki atau mencoba menaiki sebuah bukit berlumpur atau tanah dengan motornya. Motor yang digunakan di rancang khusus dengan lengan ayun (swing arm) yang panjang dan ban khusus ala motokross. Pembalap yang mencapai titik tertinggi di bukit atau tercepat menaiki bukit adalah pemenang.
Land Speed dimana seorang pembalap tunggal memacu motor melewati sebuah lintasan lurus sepanjang satu sampai tiga mil (biasanya dilakukan di permukaan sebuah danau yang mengering) Pembalap tersebut harus berupaya untuk membuat catatan waktu tercepat dan melewati catatan rekor pembalap sebelumnya di kelas tersebut atau berdasar jenis motor yang dipakainya, agar namanya tercatat dalam buku rekor.

UAN SMA

Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMA/MA/SMK di Kabupaten Kebumen pada hari kedua diwarnai sedikit kericuhan. Salah satu siswa di SMA PGRI Kebumen mengamuk dengan cara menggebrak meja setelah hasil ujian ditarik paksa oleh pengawas. Bahkan siswa tersebut sempat mengancam jika dirinya sampai tidak lulus.
Kepala Sekolah SMA PGRI Kebumen, Dra Hj Arena Yulisetiani, saat dikonfirmasi Wawasan, Rabu (18/4) membenarkan kejadian tersebut. Namun, kasus tersebut dapat diselesaikan setelah pihak sekolah memanggil siswa dan mempertemukan dengan pihak pengawas.
Menurut kepala sekolah, kejadian berawal dari siswa bernama Barokah Kurniawan kelas IPA, belum selesai mengerjakan soal ujian. Namun, tanda bel ujian telah selesai dibunyikan. Begitu bel tanda waktu habis, pengawas langsung menarik hasil ujian.
Saat itu juga Barokah marah-marah sambil meninggalkan ruangan ujian. "Tidak ada yang salah dalam kasus ini. Tindakan pengawas sudah benar meminta hasil ujian dikumpulkan begitu tanda waktu selesai, mengerjakan soal ditarik. Namun, caranya yang sedikit memaksa membuat siswa marah," kata Arena yang dibenarkan oleh para guru lainnya.
Arena menambahkan, sebetulnya kasus tersebut tidak perlu terjadi kalau pengawas dapat bersabar dan meminta para siswa segera mengumpulkan hasil ujian dengan ramah. Apalagi siswa yang diminta mengumpulkan hasil ujian itu adalah siswa yang mengikuti ujian ulangan karena tidak lulus pada mata ujian matematika.

Musi 3 Tiru Golden Gate


PALEMBANG, SRIPO � Seminar Sehari Rencana Pembangunan Jembatan Musi 3 Palembang, Kamis (4/3) lalu menyepakati pembangunan Jembatan Musi 3 direalisasikan dengan model jembatan ber-tower. Pembangunan Jembatan Musi 3 yang juga dilengkapi restauran diperkirakan menelan dana antara Rp 325 - Rp 400 miliar.
Kepala Dinas PU Bina Marga Sumsel, Ir Budi Rahardjo mengemukakan dengan model konstruksi jembatan ber-tower, dari atas Jembatan Musi 3 akan terlihat pemandangan Palembang secara keseluruhan. �Model cable stay, kayak Golden Gate atau Jembatan Barelang begitu. Dengan ketinggian sekitar 100 meter,� kata Budi usai mengikuti Rapat Paripurna Laporan Pertanggungjawaban Gubernur di Ruang Rapat DPRD Sumsel, Jumat (5/3).
Budi menambahkan, pembangunan jembatan akan dimulai pada 2005. Pelaksanaannya dilakukan setelah ada survei lapangan. �Detail engineering akan segera dimulai,� kata Budi. Sesuai permintaan Gubernur Sumsel Ir Syahrial Oesman, MM diharapkan pembangunan jembatan ini terlaksana selama kurun waktu sekitar dua tahun. �Pak Gubernur mintanya 2005 segera dimulai pembangunan dan diperkirakan 2007 nanti rampung,� kata Budi.
Pemilihan lokasi jembatan menurut Budi selain disesuaikan dari sisi historis yang ada kaitan dengan Jembatan Ampera, juga harus diperhitungkan bahwa pembangunan jembatan ini merupakan pelayanan masyarakat. �Yang kita layani siapa, misalnya di Sungai Lais tentunya itu akan diperhitungkan masuk dalam lokasi Musi berapa, Musi 4 misalnya. kita tidak mau terulang pengalaman masa lalu, ada SD inpres atau orangnya nggak ada,� kata Budi.
Tentang pelaksana pembangunan, menurut Budi masih akan dibahas. �Perlu perencanaan matang termasuk mengenai apakah akan di-join operasional-kan antara beberapa rekanan,� katanya. Pembangunan Jembatan Musi 3 memerlukan teknologi tinggi dan ketelitian. Juga butuh tenaga kontraktor yang betul-betul berkualitas.
Tentang sumber dana diharapkan sepertiganya (sekitar Rp 100 miliar, Red) dari Pemprop Sumsel, sisanya dari APBN. Namun demikian sangat diharapkan dana seluruhnya dari APBN karena sudah masuk dalam proyek pembangunan nasional.
Kepala Bappeda Sumsel Ir HRA Rachman Zeth menambahkan rencana yang sudah lama didengungkan itu juga disertai pembangunan Jembatan Musi 4. �Prinsip dasarnya kalau sudah disetujui maka kita bangun,� kata Rachman. Langkah yang harus ditempuh untuk menyegerakan pembangunan adalah proses ganti rugi tanah.
�Untuk mengamankan rancang bangun sehingga tidak ada kendala baik teknis di lapangan maupun proses percepatan pembangunan,� katanya.

Arsitektur Masjid Agung

Sultan Mahmud Badaruddin I (Jayo Wikramo) meletakan batu pertama pendiri Mesjid Agung pada 1 Jumadil Akhir 1151 H (=1738 M). Bangunan ini berdiri dibelakang Kuto besak, Istana Sultan yang dulunya terletak disuatu Pulau yang dikelilingi oleh Sungai Musi, Sungai Sekanak, Sungai Tengkuruk, dan Sungai Kapuran.

Tahap pertama pembangunan berlangsung dari tahun 1738 hingga 1748. Mulanya masjid didirikan tanpa menara. Sultan Najamuddin I, putra Sultan Mahmud Badaruddin I, lalu membangun menara di sebelah kanan depan, berbentuk segi enam setinggi sekitar 20 meter.

Masjid yang mempunyai arsitektur yang khas dengan atap limas-nya ini, konon merupakan bangunan masjid yang terbesar di nusantara pada kala itu. Arsiteknya orang Eropa dan beberapa bahan bangunannya seperti marmer dan kacanya diimpor dari luar nusantara. Kala itu daerah pengekspor marmer adalah Eropa. Dari gambar sketsa, atap limas mesjid ini bernuansa Cina dengan bagian ujung atapnya melengkung ke atas. Dengan demikian, pada bangunan mesjid itu terdapat perpaduan arsitektur Eropa dan Cina.

Sosok Masjid Agung saat ini cukup mencolok di tengah Kota Palembang yang semakin padat dan semrawut. Masjid berbentuk bujur sangkar dan bangunan utama berundak tiga dengan puncak atau mustaka berbentuk limas. Undakan ketiga yang menjadi puncak memiliki semacam leher yang jenjang yang dihiasi ukiran bermotif bunga. Pada puncak mustaka terdapat mustika berbentuk bunga merekah. Bentuk berundak dipengaruhi bentuk dasar candi Hindu-Jawa, yang kemudian diserap Masjid Agung Demak yang dipercaya didirikan Wali Songo, penyebar Islam di Jawa.


Di atas sisi limas terdapat jurai daun simbar atau semacam hiasan menyerupai tanduk kambing yang melengkung, sebanyak 13 setiap sisinya. Jurai yang berwarna emas itu berbentuk melengkung dan lancip. Tak pelak lagi, bentuk dasar jurai itu menyerupai atap kelenteng.

Jendela masjid dibuat besar-besar dan tinggi, sedangkan tiang masjid dibuat kokoh dan besar. Pilihan ini menimbulkan kesan seperti umumnya arsitektur Eropa. Gaya itu juga banyak ditemui pada bangunan Indies, yang dibuat semasa Indonesia dijajah Belanda sekitar abad XVIII hingga awal abad XX.

Bangunan Masjid Pertama kali berukuran hampir berbentuk Persegi empat yaitu 30 x 36 m. Keempat sisi bangunan ini terdapat empat penampilan yang berfungsi sebagai pintu masuk, kecuali dibagian barat yang merupakan mihrab. Atapnya berbentuk atap tumpung, terdiri dari tiga tingkat yang melambangkan filosofi keagamaan, atap berundak adalah pengaruh dari candi.

Bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan kelas satu eks impor dari Eropa. Sulitnya mendatangkan material bangunan, maka pekerjaan ini cukup lama dan Masjid Baru dapat di resmikan pada Tanggal 28 Jumadil awal 1161 H atau 26 Mei 1748 M. Pada awalnya Masjid ini tidak mempunyai menara, barulah pada Tahun 1753 di buat menara yang beratap genteng dan tahun 1821 ber ganti atap sirap dan penambahan tinggi menara yang dilengkapi dengan beranda lingkar.

Setelah 100 tahun lebih berdirinya masjid yaitu tahun 1848 diadakan rencana perluasan oleh Pemerintah Kolonial sebelum perluasan diadakan perubahan bentuk gerbang serambi masuk dari bentuk tradisional menjadi bentuk Doric.

Pada tahun 1879 telah diadakan perubahan masjid, perluasan bentuk gerbang serambi masuk di bongkar ditambah serambi yang terbuka dengan tiang benton bulat sehingga bentuknya seperti Pendopo atau seperti gaya banguan kolonial ini adalah perluasan pertama dan penambahan rancangan dan tahun 1874 dilaporan bentuk menara beruba dari aslinya dan tahun 1916 menara ini disempurnakan lagi. Pada tahun 1930 diadakan perubahan yaitu menambah jarak pilar menjadi 4 m dari atap.





Setelah kemerdekaan tahun 1952 dilakukan perluasan ketiga dengan bentuk yang tidak lagi harmonis dengan aslinya dengan ditambah kubah. pengurus yayasan masjid agung 1966 -1979 meneruskan penambahan ruangan dengan menambah bangunan lantai 2 yang selesai tahun 1969. Pada tanggal 22 januari 1970 dimulai Pembanguan menara baru dengan tinggi 45 meter, bersegi.

12 yang dibiayai Pertamina dan di resmikan pada Tanggal 1 Februari 1971. Sejak tahun 2000 Masjid ini di renovasi dan selesai pada tanggal 16 Juni 2003 yang diresmikan oleh Presiden RI Hj. Megawati Soekarno Putri.

Arsitektur Masjid Agung dan beberapa masjid lama di Palembang menawarkan bentuk-bentuk yang simbolik. Undak-undakan di pelataran dan di atap masjid, misalnya, melambangkan tarekat atau perjalanan manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tingkat pertama merupakan syariah atau tahap penertiban amal perbuatan yang baik, sesuai dengan tuntunan agama. Tingkat kedua mencerminkan hakikat atau proses pencarian atas ruh yang tersimpan di balik perbuatan yang kasatmata. Tahap ketiga menjadi puncak perjalanan karena manusia telah mengalami marifat, mengenal hakikat Tuhan.

Bentuk undak-undakan senantiasa mengajak manusia untuk mengasah diri dengan menertibkan perbuatan, meraih makna, dan mengenal Tuhan. Tahap-tahap itu merupakan perjalanan spiritual yang tiada berakhir.

Sejarah Masjid Agung Palembang

Masjid Agung Palembang pada mulanya disebut Masjid Sultan dan dibangun pada tahun 1738 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. Peresmian pemakaian masjid ini dilakukan pada tanggal 28 Jumadil Awal 1151 H (26 Mei 1748). Ukuran bangunan mesjid waktu pertama dibangun semula seluas 1080 meter persegi dengan daya tampung 1200 jemaah. Perluasan pertama dilakukan dengan wakaf Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid Achmad bin Syech Sahab yang dilaksanakan pada tahun 1897 dibawah pimpinan Pangeran Nataagama Karta mangala Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin.

Pada awal pembangunannya (1738-1748), sebagaimana masjid-masjid tua di Indonesia, Mesjid Sultan ini pada awalnya tidak mempunyai menara. Kemudian pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin (1758-1774) barulah dibangun menara yang letaknya agak terpisah di sebelah barat. Bentuk menaranya seperti pada menara bangunan kelenteng dengan bentuk atapnya berujung melengkung. Pada bagian luar badan menara terdapat teras berpagar yang mengelilingi bagian badan.
Bentuk masjid yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Agung, jauh berbeda tidak seperti yang kita lihat sekarang. Bentuk yang sekarang ini telah mengalami berkali-kali perombakan dan perluasan. Pada mulanya perbaikan dilakukan oleh pemerintah Belanda setelah terjadi perang besar tahun 1819 dan 1821. Setelah dilakukan perbaikan kemudian dilakukan penambahan/perluasan pada tahun 1893, 1916, 1950-an, 1970-an, dan terakhir pada tahun 1990-an. Pada pekerjaan renovasi dan pembangunan tahun 1970-an oleh Pertamina, dilakukan juga pembangunan menara sehingga mencapai bentuknya yang sekarang. Menara asli dengan atapnya yang bergaya Cina tidak dirobohkan.

Perluasan kedua kali pada tahun 1930. tahun 1952 dilakukan lagi perluasan oleh Yayasan Masjid Agung yang pada tahun 1966-1969 membangun tambahan lantai kedua sehingga luas mesjid sampai sekarang 5520 meter persegi dengan daya tampung 7.750.

Masjid Agung merupakan masjid tua dan sangat penting dalam sejarah Palembang. Masjid yang berusia sekitar 259 tahun itu terletak di Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, tepat di pertemuan antara Jalan Merdeka dan Jalan Sudirman, pusat Kota Palembang. Tak jauh dari situ, ada Jembatan Ampera. Masjid dan jembatan itu telah menjadi land mark kota hingga sekarang.

Dalam sejarahnya, masjid yang berada di pusat kerajaan itu menjadi pusat kajian Islam yang melahirkan sejumlah ulama penting pada zamannya. Syekh Abdus Samad al-Palembani, Kemas Fachruddin, dan Syihabuddin bin Abdullah adalah beberapa ulama yang berkecimpung di masjid itu dan memiliki peran penting dalam praksis dan wacana Islam.

Jumat, 24 April 2009

Goa putri



Sebuah gua yang terletak di daerah kabupaten OKU, tepatnya di pinggiran desa Padang Bindu Kecamatan Pengandonan dengan jarak 35 kilometer dari Baturaja.

Gua Putri panjangnya lebih kurang 159 meter dan lebar antara 8-20 meter tinggi maksimal 20 meter. Di dalam gua banyak terdapat Stalagtit dan Stalagmit yang berusia ratusan tahun. Di tengah-tengah gua mengalir anak sungai yang bermuara di Sungai Ogan. Obyek wisata ini dapat dicapai dari Baturaja atau melalui Muara Enim. Objek wisata ini baik sekali untuk para wisatawan remaja atau pencinta alam.

Bukit siguntang

Bukit Siguntang adalah te m p at bersejarah di KOta Pale mbang di zaman Sriwijaya menjadi tempat bersejarah penganut agama Budha. Daerah ini terletak 4 KM dari Kota Palembang dengan ke tinggian 27 meter dari permukaan laut, tepat di kelurahan Bukit Lama Tempat ini sampai sekarang masih tetap dikeramatkan karena di sini terdapat beberapa makam diantaranya :
1. Raja Gentar Alam
2. Putri Kembang Dadar

3. Putri Rambut Selako
4. Panglima Bagus Kuning
5. Panglima Bagus Karang
6. Panglima Tuan Junjungan
7. Panglima Raja Baru Api
8. Panglima Jago Lawang

Berdasarkan hasil penemuan pada tahun 1920 di sekitar bukit ini telah ditemukan sebuah patung (arca) Budha bergaya seni Amarawati yang raut wajah Srilangka berasal dari abad XI masehi yang sekarang diletakan di halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Kita dapat melihat panorama kota Palembang ; dari ketinggian Bukit Siguntang dengan menempuh kendaraan umum jurusan Bukit Besar.

Bukit serelo



Bukit Serelo terletak sekitar 20 km dari kota Lahat. Penduduk setempat menyebutnya Bukit Tunjuk, karena bentuk puncaknya yang mirip telunjuk yang mencuat ke langit.

Jika anda bepergian dari Muara Enim, menjelang 20 km memasuki kota Lahat, bukit itu terlihat jelas di sebelah kiri. Di bawahnya terdapat sebuah kompleks untuk menjinakkan, melatih dan mendidik gajah. Sekitar 40 ekor sudah dijinakkan di tempat ini, namun baru sebagian yang dapat diandalkan untuk para pengunjung.

Di bawah bukit terdapat beberapa tempat untuk berkemah atau rekreasi. Para pramuka dan anak-anak muda acapkali mengunjungi tempat-tempat itu. Sebuah sungai kecil dengan air yang jernih dan belum tercemar, dapat menyegarkan anda.

Pempek



Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek adalah pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.

Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Cuko adalah teman makan pempek yang setia, dibuat pedas untuk menambah nafsu makan.

Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam" adalah telur ayam rebus yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek kriting.

Pempek bisa ditemukan dengan gampang di seantero Kota Palembang. Ada yang menjual di restoran, ada yang di gerobak, dan juga ada yang dipikul. Juga setiap kantin sekolah pasti ada yang menjual pempek. Tahun 1980-an, penjual pempek bisa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil berkeliling Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya!

Benteng Kuto Besak





Bangunan ini dibangun selama 17 tahun di mulai pada tahun 1780 dan diresmikan pemakaiannya pada hari senin tanggal 21 Februari 1797. Pemprakarsa pembangunan benteng ini adalah Sultan Mahmud Badaruddin I (1724 - 1758) dan pembangunannya dilaksanakan oleh Sultan Mahmud Badaruddin, sebagai pengawas pembangunan dipercayakan kepada orang-orang China.

Benteng Kuto Besak Palembang mempunyai ukuran panjang 188,75 meter, lebar 183,75 meter dan tinggi 9,99 meter (30 kaki) serta tebal 1,99 meter (6 kaki). Di setiap sudutnya terdapat bastion(baluarti) bastion yang terletak disudut barat laut bentuknya berbeda dengan tiga bastion lainnya. Tiga bastion yang sama tersebut merupakan ciri khas bastion Benteng Kuto Besak, di sisi timur , selatan dan barat terdapat pintu masuk lainnya disebut lawang buritan.

Suatu kebanggaan bagi wong Palembang bahwa Benteng Kuto Besak merupakan satu-satunya benteng yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa.

Monpera

Bangunan ini terletak di pusat kota tepatnya di depan Masjid Agung. Lokasi tersebut dulunya basis pertempuran Lima Hari Lima Malam. Peletakan Batu Pertamanya dan pemancangan tiang bangunan pada tanggal 17 Agustus 1975 dan diresmikan pada tanggal 23 Februari 1988 oleh Menko Kesra Alamsyah Ratu Perwira Negara.

Monumen ini dibangun unntuk mengenang perjuangan rakyat Sumatera Selatan ketika melawan kaum penjajah pada masa revolusi fisik yang dikenal dengan Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang yang pecah pada tanggal 1 Januari 1947 yang melibatkan seluruh rakyat Palembang melawan Belanda.

Didalam Museum ini kita dapat melihat berbagai jenis senjata yang dipergunakan dalam pertempuran tersebut termasuk berbagai dokumen perang dan benda-benda bersejarah lainnya.

Air terjun Bedegung


Air Terjun Bedegung atau Air Terjun Curup Tenang merupakan air terjun tertinggi (99 m) di Sumatera Selatan yang terletak dekat Desa Bedegung, Kecamatan Tanjung Agung, sekitar 56 km di selatan Muara Enim. Air terjun ini bersumber dari mata air yang tak pernah kering di celah Bukit Barisan dan ke bawah membentuk sebuah sungai kecil yang deras. Curup Bedegung merupakan objek wisata alam handalan daerah ini. Untuk memudahkan para pengunjung mendekati air terjun, tersedia jalan setapak sepanjang 600 meter yang dibangun di tepi sungai dan sebuah jembatan yang melintasi sungai kecil yang deras itu. Sedangkan di atas sungai tersedia lapangan parkir, warung-warung yang menyediakan makan dan minuman. Dan agak ke hilir, terdapat sebuah tempat pemandian alam dan tempat memancing, lengkap dengan fasilitasnya. Air terjun alami ini merupakan tempat rekreasi yang memberikan kesejukan bagi pengunjung karena hembusan angin yang membawa butiran-butiran air. Suasana alam pegunungan di sekitarnya benar-benar mengesankan. Untuk memudahkan para pengunjung yang datang dari luar kabupaten, pemerintah daerah sudah membangun jalan baru dari Prabumulih ke Simpang Meo sepanjang 87 km melalui areal hutan tanaman industri dan perkebunan kelapa sawit. Dengan demikian jarak tempuh dari Palembang menuju Curup Tenang hanya sekitar 2 jam saja atau sekitar 177 km. Jarak ini lebih singkat dibandingkan melalui Muara Enim yang berarti harus menempuh 239 km.

Pulau kemarau

Ditengah sungai Musi terdapat sebuah pulau bernama Pulau kemaro Nama tersebut berarti pulau yang tidak pernah tergenang air, walaupun air pasang besar, pulau tersebut tidak akan kebajiran dan akan terlihat dari kejauhan terapung-apung diatas perairan .Sungai Musi.

Pulau ini mempunyai Legenda tentang kisah cinta Siti Fatimah putri Raja Palembang yang dilamar oleh anak Raja China yang bernama Tan Bun Ann? Syarat yang diajukan Siti Fatimah pada Tan Bun Ann adalah menyediakan 9 Guci berisi emas, keluarga tan Bun Ann menerima syarat yang diajukan. Untuk menghindar bajak laut saat diperjalanan membawa emas dari negeri China maka emas yang didalam Guci tersebut ditutupi dengan asinan dan sayur, ketika kapal tersebut tiba di palembang Tan Bun Ann memeriksa guci tersebut telah ditutupi asinan dan sayur dengan rasa, marah dan kecewa maka seluruh guci tersebut dibuangnya ke sungai Musi tetapi pada guci yang terakhir terhempas pada dinding kapal dan pecah berantakan sehingga terlihatlah kepingan emas yang ada didalamnya.

Rasa penyesalannya membuat anak raja China tersebut mengambil keputusan untuk menerjunkan diri ke Sungai dan tenggelam Melihat hal tersebut Siti Fatimah ikut menerjunkan diri ke sungai sambil berkata Jika ada tanah tumbuh di tepi sungai ini maka disitulah kuburan saya?

Dipulau ini terdapat sebuah kelenteng Budha yang selalu dikunjungi penganutnya, terutama pada perayaan Cap Go Meh yang tidak hanya masyarakat keturunan Tiong Hoa dikota Palembang tetapi dari berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara seperti Singapura, Hongkong, RRC dan lain-lain kita dapat ke pulau ini dengan menggunakan transportasi air seperti Gete, Speed Boat, dari dermaga wisata Benteng Kuto Besak (BKB) atau dari pabrik Intirub.

Jembatan Ampera

Jembatan ini dibangun diatas sungai Musi dengan panjang 1.177 meter, lebar 22 meter dan tinggi diatas permukaan air 11, 50 meter, dengan dana pampasan perang dari Pemerintah Jepang atas perintah Soekarno pada bulan April 1962 dan diresmikan Mei 1965.

Orang menyebutnya Jembatan AMPERA karena pemakaiannya secara resmi dilakukan pada saat masa menegakkan Orde Baru yang sebelumnya bernama Jembatan "Musi". Jembatan AMPERA berarti jembatan Amanat Penderitaan Rakyat.

Bagian tengan jembatan ini dulu dapat diangkat dan dilalui kapal yang tingginya maksimum 44,50 meter , sedangkan bila tidak diangkat hanya 9 meter, namun pada saat ini mobilitas penduduk semakin tinggi dan jumlah kendaraan bertambah banyak serta dasar lain yang bersifat teknis maka pada tahun 1977 jembatan tersebut tidak dapat lagi dinaikkan bagian tengahnya. Pada tahun 2004 jembatan ini direnovasi.

Lomba Bidar

Lomba bidar merupakan tradisi yang sudah mendarah daging bagi masyarakat Palembang khususnya dan Sumatera Selatan pada umumnya karena aliran sungai Batang Hari 9 yang mengaliri setiap daerah di sumatera Selatan maka tidak heran kalu masyarkat sangat familiar dengan olah raga air ini.

Seperti halnya di Palembang, masyarakat Ogan Komering Ilir, terutama di Kayuagung, menggelar lomba bidar di Sungai Komering sebagai atraksi rakyat memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus. Lomba bidar ini terkadang dilangsungkan juga pada hari Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha.

Sewet songket

Sewet Songket adalah kain yang biasanya dipakai atau dikenakan sebagai pembalut bagian bawah pakaian wanita. Biasanya sewet ini berteman dengan kemban atau selendang.
Bahan sewet songket ini ditenun secara teliti dengan mengunakan bahan benang Ciri khas songket Palembang terletak pada kehalusan dan keanggunannya sangat menonjol serta motifnya tidak sama dengan motif kain songket daerah lain

Sewet Songket adalah kain yang biasanya dipakai atau dikenakan sebagai pembalut bagian bawah pakaian wanita. Biasanya sewet ini berteman dengan kemban atau selendang.
Bahan sewet songket ini ditenun secara teliti dengan mengunakan bahan benang Ciri khas songket Palembang terletak pada kehalusan dan keanggunannya sangat menonjol serta motifnya tidak sama dengan motif kain songket daerah lain. Oleh karena itu sewet songket ini dibuat dengan bahan halus dan seni yang tinggi maka harganya cukup mahal. Biasanya dipakai pada waktu tertentu pada saat perayaan perkawinan.

Tragedi Situ Gintung


Kalau bukan karena HaritsRakha diminta timbang badan untuk keperluan turnamen taekwondo di ISCI Ciputat sabtu lalu, kami pasti tidak pernah melihat Situ Gintung pasca tragedi.

Karena baru sadar ternyata di belakang ISCI itulah Situ Gintung, setelah selesai urusan timbang badan, kami berjalan ke belakang kolam renang dan ternganga sedih membayangkan begitu banyak air yang jebol ke arah pemukiman. Subhanallah... Apa yang menjadi kehendakNya pasti akan terwujud..

Kami juga melihat di belakang lapangan bola terlihat pucuk-pucuk putih tenda pengungsi.

Kerapuhan globalisasi

Rezim neolib selalu gagal menyembunyikan watak ambigunya. Di satu sisi, dunia menjadi tragedi sejarah bagi dunia yang lain. Dunia yang makmur dan mampu melakukan integrasi atas struktur pasar dunia menjadi aktor yang sedang merayakan perkembangan itu. Namun, bagi sebagian negara lainnya, termasuk kita di sini, globalisasi seperti meletakkan masyarakat pada labirin yang gelap dan berliku. Alih-alih menjadi pemain dan aktor kuat, sebagai penonton pun mungkin kita tak punya cukup modal untuk sekadar membeli karcis!
Negara-negara industri utama yang tergabung dalam grup delapan (G-8), misalnya, merupakan negara-negara yang memiliki koridor kedaulatan negara yang diperluas oleh aktor-aktor ekonomi yang dimiliki. Sementara ketiadaan aktor ekonomi di negara miskin dan berkembang membuat koridor kedaulatan negara di kawasan ini berjalan stagnan, bahkan menyusut pada arena domestik.
Perluasan ruang kedaulatan (space of souvereignty) dari negara industri terus menekan posisi negara yang lemah secara ekonomi untuk hanya mengurus diri sendiri dengan berbagai instrumen dan gagasan yang mengalami rasionalisasi sebagai instrumen dan gagasan global. Sampai kemudian, momen ini berlanjut pada modus relasi yang berbeda antara negara dan pasar.
Maka, bagi negara-negara industri, globalisasi boleh jadi merupakan momen di mana negara menciptakan pasar (state make market). Sebaliknya bagi negara berkembang, globalisasi merupakan momen di mana pasar menciptakan negara (market make state).
Disharmoni negara dan pasar pada level global berlanjut pada disharmoni pasar dan berbagai kelompok sosial-politik pada level domestik. Sebagai sebuah prosedur, kehidupan demokrasi berlangsung sebagai bentuk penyesuaian negara atas arus liberalisasi dunia. Di negara yang lemah, disharmoni pasar dan negara menampilkan dirinya dalam arena sosial-politik yang ditaburi berbagai kelompok yang juga disharmoni.
Negara agaknya sibuk melakukan berbagai penyesuaian atas tekanan pasar dunia dan cenderung menjadi administrator finansial internasional. Sementara dalam arena sosial-politik, negara tampil gugup dan cenderung mengalami kerapuhan (fragile).
”Floating state”
Kerapuhan negara niscaya menjadi risiko ekonomi-politik yang harus diterima negara-negara yang basis industrinya amat lemah. Malangnya, kapasitas sosial-politik negara pada tingkat domestik juga mengalami take-over oleh berbagai kekuatan sosial-politik komunal yang mengalami pertumbuhan luar biasa dalam ruang politik liberal yang secara bersamaan dibawa arus liberalisai pasar.
Bercampur dengan berbagai sentimen lama—dari agama, ideologi, hingga etnisitas—pertumbuhan berbagai kelompok itu pada gilirannya akan membuat pasar gagal mengendap dan melakukan pendalaman (deepening). Inilah faktor yang juga menjadi penyebab kegagalan pendalaman demokrasi (deepening democracy) di Indonesia.
Koridor kedaulatan negara mendapat desakan hebat pada level domestik dari kehadiran berbagai kekuatan komunal. Negara jatuh menjadi rumah singgah para aktor politik, menjadi sekadar penanda dari proses politik demokratis.
Dalam pesta demokrasi global, posisi negara yang lemah berubah menjadi negara mengambang (floating state) yang lebih kurang sama posisi dan karakternya dengan massa mengambang (floating mass) dalam pemilu.
Maka, kini, posisi negara di Indonesia justru kian melemah bukan saja oleh gempuran rezim ekonomi-politik dunia, tetapi juga oleh semakin meruyaknya aktor-aktor politik komunal di level domestik. Akibatnya, negara selalu terlambat—jika tak ingin disebut gagal—melakukan berbagai konversi yang mampu menggerakkan kekuatan politik di bawahnya secara koheren dan berkelanjutan. Kegagalan melakukan konversi itulah yang mungkin membuat negeri ini tak pernah berhasil menemukan apa yang oleh Fukuyama disebut modal sosial (social capital).
Hingga kini, upaya merumuskan modal sosial selalu jatuh pada konstruksi sejumlah jargon ketimbang spirit, mendedahkan ritus ketimbang impetus, mencipta dogma ketimbang paradigma.
Kini, agenda besar bangsa ini adalah melakukan pendalaman, baik pada aras demokrasi maupun ekonomi. Tanpa pendalaman, demokrasi hanya menjadi ritus yang melelahkan. Sementara ekonomi yang tanpa pendalaman akan kembali mengulang cerita bubble economy yang penuh kepalsuan.
Tanpa pijakan kaki yang kuat, globalisasi barangkali hanya berakhir menjadi tsunami.